Problematika PAUD di Indonesia

Samsul Bahri, M.Pd.
Problematika PAUD di Indonesia
Oleh Samsul Bahri, M.Pd.

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Pada Postingan ini saya akan menjabarkan mengenai problematika Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Indonesia dari hasil analisa terhadap kebijakan dan fakta yang terjadi di Lapangan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan jamak manusia terjadi sekali dalam seumur hidup, yakni pada usia 3-5 tahun. Untuk itu perlu perhatian khusus bagi orang tua yang mempunyai anak pada usia tersebut agar pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anaknya dapat optimal.

Anak usia 3-5 tahun belum dapat mengerti dan menyadari akan pentingnya mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan kecerdasannya karena keterbatasan tingkat berpikir dan pola pemahamannya. Oleh karena itu orang tua lah yang seharusnya memberikan asuhan atau pembelajaran kepada anaknya agar pertumbuhan dan perkembangan anaknya bisa optimal. Diperlukan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas serta keterampilan khusus dalam rangka lebih mengoptimalkan kecerdasan anak. Untuk itu peran Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (LPAUD) sangat penting dalam rangka membantu orang tua yang disibukkan dengan pekerjaan untuk mendidik anaknya agar masa usia keemasan (Golden Age) tidak sia-sia.

Beberapa permasalahan yang dihadapi PAUD di Indonesia dapat saya jabarkan berdasarkan analisa terhadap fakta yang terjadi di Indonesia sebagai berikut;


Pertama dari sisi Tenaga Pengajar
Tenaga pengajar (Guru) merupakan komponen kunci keberhasilan pendidikan, karena tenaga pengajarlah yang langsung berhadapan dengan peserta didik, sehingga diperlukan tenaga pendidikan yang profesional yang benar-benar memahami bagaimana cara mengajar anak usia dini, bukan hanya sebagai ajang coba-coba dalam menangani anak usia dini.

Pada umunya permasalahan tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu:
  1. Sebagian besar Guru PAUD belum memenuhi kualifikasi S1 PG-PAUD
  2. Minimnya gaji Guru PAUD sehingga mereka tidak mampu melanjutkan studinya di PG-PAUD
  3. Tingkat ekonomi Guru PAUD rata-rata masih rendah
  4. Menjadi Guru PAUD merupakan alternatif pekerjaan terakhir setelah pekerjaan lainnya tidak didapatkan
  5. Sebagian besar Guru PAUD adalah perempuan yang mempunyai kewajiban di rumah tangganya sebagai Ibu dari anak-anaknya dan Istri dari suaminya, sehingga pekerjaan sebagai Guru PAUD tidak maksimal.
Kebijakan pemerintah dalam peningkatan kualitas guru sudah banyak dilakukan, diantaranya dengan pelatihan dan workshop baik yang diselenggarakan ditingkat regional maupun nasional yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama serta perguruan tinggi yang mempunyai program studi Pendidikan Guru PAUD. Walaupun masih dirasa kurang memadai dibandung dengan jumlah Guru PAUD yang ada.

Kedua dari sisi Lembaga PAUD

Kesadaran masyarakat akan pentingnya PAUD semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya berdiri LPAUD baik di pedesaan maupun di perkotaan. Peningkatan jumlah LPAUD tidak diimbangi dengan Ketersediaan fasilitas dan jumlah lulusan S1 PG-PAUD sehingga LPAUD menggunakan fasilitas dan tenaga pengajar seadanya untuk menyelenggarakan PAUD.
Beberapa Permasalahan LPAUD yang timbul adalah :
  1. Menggunakan tenaga pengajar seadanya. Guru PAUD diambilkan dari lulusan SMA, atau S1 yang tidak sesuai dengan bidangnya.
  2. Fasilitas, sarana dan prasarana yang minim. Di beberapa tempat, LPAUD menggunakan rumah, kedai, bahkan bekas kandang dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Inisiatif yang dilakukan oleh perseorangan masyarakat dalam mendirikan LPAUD hendaknya didukung warga masyarakat agar dapat berkembang lebih maksimal demi peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini.
  3. Ketersediaan bantuan pemerintah yang belum memadai untuk semua LPAUD yang ada. Bantuan yang diberikan pemerintah tidak sebanding dengan jumlah LPAUD. Hal ini diperparah dengan maraknya praktik pungutan liar dan lembaga fiktif yang mendapatkan bantuan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
  4. Buruknya manajemen pada sebagian besar LPAUD. Masih ditemukan Guru PAUD merangkap kepala sekolah, kepala seolah merangkap ketua yayasan dan belum ada Standar yang jelas dalam pengelolaan PAUD.
Penyelenggaraan PAUD di negara lain semata-mata hanya menstimulasi kecerdasan anak secara komprehensif dan pengasuhan terhadap anak, karena aspek kecerdasan yang dikembangkan hanya meliputi kecerdasan intelektual, emosional, estetika, dan sosial serta pengasuhan. Sedang di Indonesia potensi kecerdasan tersebut diberikan juga pendidikan untuk mengembangkan potensi kecerdasan spiritual yang dilaksanakan melalui pendekatan olah pikir, olah rasa, dan olah raga. Di samping itu, juga diberikan pengetahuan dan pembinaan terhadap kondisi kesehatan dan gizi peserta didik. Oleh karena itu, penyelenggaraan PAUD di Indonesia disebut penyelenggaraan PAUD secara “Holistik dan Integratif”

Ketiga dari sisi kesadaran masyarakat
Kesadaran masyarakat akan pentingnya PAUD secara umum sudah mulai meningkat, namun masih didapati di beberapa tempat utamanya di daerah, kesadaran masyarakat masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah anak usia dini yang masuk ke LPAUD, tidak semua anak usia dini masuk ke LPAUD.

Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kesadaran masyarakat adalah

  1. Tingkat ekonomi masyarakat utamanya di pedesaan yang masih rendah sehingga mempunyai anggapan biaya PAUD mahal
  2. Pemahaman masyarakat mengenai definisi dan metode belajar yang benar pada PAUD yang masih rendah sehingga mereka menganggap tidak ada manfaatnya anak di sekolahkan di PAUD, kalau hanya nyanyi-nyanyi, tepuk-tepuk, rekreasi dan lain-lain.
  3. Bagi masyarakat petani umunya mengajak anaknya ke kebun atau ke sawah, berangkat pagi pulang sore, sehingga tidak ada kesempatan untuk mengantar dan menjemput anaknya.
Demikian ulasan mengenai Problematika PAUD di Indonesia, tulisan ini hanya berdasarkan temuan dan analisa penulis, jika ada yang tidak sependapat silahkan berikan komentar untuk bisa didiskusikan.
Semoga bermanfaat sebagai bahan pemikiran dan referensi dalam rangka peningkatan kualitas PAUD Indonesia. Amin
Wassalamua’alaikum Wr. Wb.

PG-PAUD Universitas Pahlawan

Salah Satu Prodi pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Dikenal dengan Prodi PG-PAUD Tambusai mempunyai Visi Menghasilkan Lulusan sebagai Guru PAUD Profesional pada lembaga PAUD dan mempunyai jiwa Wirausaha.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.