PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI BERMAIN PADA ANK USIA DINI

PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI BERMAIN

PADA ANK USIA DINI (studi kasus di TKIT Nurul Islam Pare Kebupaten Kediri Jawa Timur),
Oleh
Moh. Fauziddin
ABSTRAK

Kemajuan teknologi memudahkan masuknya pengaruh negatif lintas negara. diperlukan filter berupa iman dan taqwa untuk membentengi diri agar pengaruh negatif tidak mempengaruhi perikehidupan bangsa. Pembelajaran Agama Islam melalui bermain merupakan pendekatan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan aspek perkembangan moral agama anak dalam rangka menanamkan iman dan taqwa. Pembelajaran melalui bermain sesuai dengan karakteristik dan tingkat perkembangan anak. Pembelajaran harus ditunjang dengan perencanaan, pelaksanaan dan sistem evaluasi yang baik dan sesuai dengan standar pendidikan anak usia dini.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses perencanaan pelaksanaan dan hasil yang dicapai dalam pembelajaran agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam Pare. Sedangkan tujuan penelitian untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses perencanaan, mendeskripsikan dan menganalisis proses pelaksanaan dan untuk mendeskripsikan dan menganalisis hasil pembelajaran agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam Pare.

Metode penelitian adalah metode analisis deskriptif studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Peneliti sebagai instrument. teknik pengambilan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumen. Alat bantu pengambilan data menggunakan alat perekam, pedoman observasi dan camera digital

Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam, proses perencanaan pembelajaran telah dilaksakan sesuai dengan kaidah perencanaan, proses pembelajaran juga telah sesuai dengan prinsip perkembangan anak dan hasil pembelajaran yang dicapai berhasil mengoptimalkan aspek perkembangan moral agama anak.

Berdasarkan temuan tersebut, maka direkomendasikan : (1) kepala sekolah hendaknya meningkatkan kompetensi guru dan media pembelajaran, (2) lembaga TK sekitar hendaknya mengadopsi pendekatan ini sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini, (3) pemerintah seyogyanya menyelenggarakan pelatihan pendekatan pembelajaran melalui bermain, dan (4) peneliti selanjutnya hendaknya meneliti aspek perkembangan yang lain untuk dikembangkan.

Kata Kunci : Bermain Pada Anak Usia Dini

PENDAHULUAN

Masyarakat modern cenderung memiliki perilaku yang serba instan, praktis, ingin segala sesuatu serba cepat, tidak jarang sistem instan ini dilakukan tanpa memperdulikan nilai-nilai dan norma-norma moral keagamaan. Sedangkan pemberdayaan masyarakat untuk mampu memegang teguh nilai-nilai bukanlah perkara yang mudah. Ketepatan waktu, disiplin, bersedia untuk antri, tidak menyuap untuk mendapatkan prioritas dan sebagainya bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh masyarakat kita.

Diperlukan penanaman nilai-nilai dan norma-norma Agama yang kuat terhadap bangsa ini agar tidak mudah terpengaruh dan mempunyai filter ketika pengaruh-pengaruh bangsa lain masuk. Supaya penanaman nilai dan norma tersebut kuat, maka harus dilakukan sejak usia dini, sebagaimana disampaikan oleh Hasan A. (dalam Barr A.tt:357) bahwa mencari ilmu pada saat kecil seperti memahat di atas batu dan mencari ilmu diwaktu tua bagaikan mengukir diatas air. Ungkapan ini menekankan pentingnya belajar pada usia dini, sebab belajar yang dilakukan walaupun melalui proses yang tidak mudah namun apabila sudah dikuasai, maka akan tetap diingat sepanjang hidupnya.

Untuk itu pendidikan Agama Islam dapat dipelajari sejak usia dini agar dapat tercipta generasi yang memiliki moral Agama yang kuat dan ber-akhlakul karimah, sehingga mereka mampu membentengi dirinya dari pengaruh negatif dari era globalisasi.

Pendidikan Agama Islam harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini melalui pendidikan anak usia dini yatiu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Pendidikan tersebut sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini.

Dengan diberlakukannya UU No. 20 tahun 2003 maka sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang keseluruhannya merupakan kesatuan yang sistemik. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar dan dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau informal. Pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Agar pendidikan yang ditanamkan kepada anak usia dini dapat berhasil secara maksimal, maka diperlukan materi dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia dini. Soemantri P (2003:101) mengemukakan bermain merupakan cara belajar terbaik pada anak prasekolah. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa pendekatan yang tepat dalam pembelajaran anak usia dini adalah pembelajaran melalui bermain. Melalui bermain dapat dikembangkan aspek sosial emosional anak, melalui bermain anak mempunyai rasa memiliki, merasa menjadi bagian dalam kelompok, belajar untuk hidup dan bekerja sama dalam kelompok dengan segala perbedaan yang ada.

Pada konsep belajar melalui bermain ini menempatkan anak sebagai subjek dan orang tua atau guru menjadi fasilitator. Dalam konsep ini anak akan memiliki kebebasan untuk mengekspresikan imajinasi dan kreativitas berfikirnya, dan akan merangsang daya cipta dan berfikir kritis. Jika dua hal ini terbangun anak akan menjadi orang yang percaya diri dan mandiri. Anak tidak mejadi menghafal tetapi justru analis yang handal

Dari uraian diatas, penulis merasa perlu dan tertarik meneliti tentang pembelajaran Agama Islam melalui bermain pada anak usia dini, sehingga dari hasil penelitian ini dapat dideskripsikan pembelajaran Agama Islam melalui bermain pada anak usia ini yang dilaksanakan di TKIT Nurul Islam Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Jawa timur.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas penulis mendapatkan gambaran bahwa pembelajaran Agama Islam haruslah mulai diajarkan sejak anak usia dini dengan tidak mengesampingkan karakter anak dengan strategi pembelajaran yang digunakan pada pendidikan anak usia dini. Itulah sebabnya, peneliti memfokuskan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran Agama Islam pada anak usia dini melalui bermain di TKIT Nurul Islam Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur. Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana proses perencanaan pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam?

2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam?

3. Bagimana hasil yang dicapai dalam pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam ?

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jawaban atau data mengenai pembelajaran Agama Islam melalui bermain yang diterapkan di TKIT Nurul Islam. Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perencanaan pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam.

3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis hasil pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam.

MANFAAT PENELITIAN

a. Secara Teoretis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian dan informasi tentang konsep pembelajaran Agama Islam melalui bermain pada anak usia dini yang di TKIT Nurul Islam Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur.

2. Mengembangkan konsep-konsep yang terkait pada pembelajaran Agama Islam melalui bermain pada pendidikan anak usia dini.

3. Memberi sumbangan pemikiran dalam rangka mengembangkan pembelajaran Agama Islam melalui bermain pada anak usia dini.

4. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu dan sebagai dukungan upaya penelitian yang akan datang.

b. Secara Praktis

1. Sebagai masukan bagi pengelola program studi pendidikan dasar dalam rangka mengembangkan konsentrasi pendidikan anak usia dini.

2. Sebagai masukan bagi pengelola TKIT Nurul Islam Pare khususnya dalam rangka peningkatan pembelajaran Agama Islam melalui bermain pada anak usia dini.

3. Sebagai masukan bagi pendidik, orang tua dan masyarakat serta lembaga / tenaga kependidikan dalam melaksanakan perannya masing-masing sehingga dapat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan pada TK yang bersangkutan.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, rekaman video dan lain-lain.

Tahapan penelitian yang dilakukan adalah persiapan, pelaksanaan dan pengolahan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara, observasi dan studi dokumen dengan menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara, pedoman observasi dan alat perekam.

LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Lokasi penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) Nurul Islam terletak di Dusun Cangkring Desa Pelem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur.

Sedangkan subjek pada penelitian ini adalah anak usia dini di TKIT Nurul Islam dengan responden kepala sekolah, wakil kepala bagian kurikulum, wali kelas, ustadzah, dan wali siswa serta tidak menutup kemungkinan menambah responden lain jika diperlukan untuk mendukung penelitian ini.

LANDASAN TEORI

Konsep Belajar melalui Bermain (Learning Trough Play )

Belajar melalui bermain adalah satu teknik pengajaran dan pembelajaran yang berkesan kepada anak usia dini. Melalui teknik ini juga akan mendatangkan kesenagan dan kepuasan kepada mereka dalam sesuatu pengajaran yang hendak disampaikan. Dengan bermain juga kanak-kanak akan dapat menguasai perkembangan dan keterampilan fisik dan penguasaan bahasa dari segi perbendaharaan dan peraturan tata bahasa.

Bermain juga dapat memfasilitasi keterlibatan anak untuk berbuat sesuatu terhadap lingkungan dan juga kemampuan gerak dasar dan juga dapat membangun suatu pengetahuan baru. Melalui aktivitas bermain maka proses belajar menjadi lebih alami, hangat dan menyenangkan karena sesuai dengan karakteristik kegiatan anak usia dini.

Terdapat dua dimensi dalam bermain yang berkontribusi sangat signifikan terhadap belajar dan perkembangan anak yakni dimensi aktivitas dan dimensi suasana bermain. Dimensi aktivitas bermain membuat anak terlibat langsung dalam bcrbaaai permasalahan / proses membangun pengetahuan, keterampilan dan sikap. Bermain membuat anak mempelajari sesuatu tidak hanya dari sisi kognitif / pengetahuan saja akan tetapi juga secara mental dan dihayati sebagai sesuatu perubahan yang diinginkan oleh anak untuk perkembangan diri. sebagai contoh : kegiatan bermain permainan tradisional seperti jamuran atau ular naga bukan hanya pemahaman terhadap aturan juga mengandalkan aktifitas gerak badan dan tindakan lain sehingga anak tersebut bergerak dengan lebih dinamis dan dapat memahami aturan dalam permainan tersebut, sehingga hasilnya terhadap perkembangan tubuhnya terutama kemampuan geraknya menjadi lebih baik dan juga tingkat kesegaran jasmaninya dapat lebih meningkat lagi.

Jenis-jenis Bermain

Bermain dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu : free play (bermain bebas), guided play (bermain terpimpin) dan directed play (bermain terarah).

Sedangkan jenis-jenis permainan secara umum Suyanto (2005:128) mengelompokkan jenis-jenis permainan anak menjadi 5 yaitu : permainan fisik, lagu anak-anak, teka-teki berfikir logis dan berfikir matematis, bermain dengan benda-benda dan bermain peran.

Tahapan Bermain

Jika dilihat tahapan perkembangan bermain maka dapat disimpulkan bahwa bermain yang tadinya dilakukan untuk kesenangan lambat laun mempunyai tujuan untuk hasil tertantu seperti ingin menang, memperoleh hasil kerja yang baik. Sedang tahapan perkembangan bermain yang lain adalah sebagai berikut.

Tujuan Bermain

Menurut Suyanto (2005:124) mengemukakan bahwa bermain memiliki peran penting dalam perkembangan anak pada hampir semua bidang perkembangan baik perkembangan fisik-motorik, bahasa, intelektual, moral, sosial maupun emosional.

Impelentasi bermain

Contoh-contoh dibawah ini menggambarkan tujuan-tujuan yang dapat diperoleh melalui bermain.
a. Untuk mendorong anak belajar tentang pakaian yang sesuai dengan cuaca, maka disediakan beberapa potong pakaian yang berbeda di area pakaian.

b. Untuk mendorong anak belajar bagaiman membuat warna-warna sekunder, maka disediakan cat-cat yang berwarna primer.

c. Untuk mendorong anak mendemonstrasikan kemampuan anak dalam mengelompokkan, maka disediakan daun-daun, kunci, kancing, contoh-contoh binatang yang ada di ladang dan di kebun binatang dan sebagainya.

d. Untuk mendorong anak belajar karakteristik bentuk tiga dimensi, maka disediakan macam-macam bentuk dalam kotak, balok-balok dan lain-lain.

e. Untuk mendorong anak belajar tentang erosi dan landform air, menyediakan air dalam container (sehingga air dapat mengalir dengan bervariasi), dalam kotak pasir atau area kebun.

Pembelajaran Agama Islam pada Anak Usia Dini

Pembelajaran menurut Sudjana, N (1991: 5) berasal dari kata belajar yang artinya adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkahlaku sebagai hasil dari praktik atau latihan. Perubahan tingkah laku individu sebagai hasil belajar ditunjukan dalam berbagai aspek seperti perubahan pegetahuan, pemahaman, persepsi, motivasi atau gabungan dari aspek-aspek tersebut.

Sedangkan menurut Suryadi (1989: 4) belajar berlangsung bila perubahan-perubahan berikut terjadi: (1) penambahan informasi, (2) pengembangan atau peningkatan pengertian, (3) penerimaan sikap-sikap baru, (4) perolehan penshargaan barn, (5) pengerjaan sesuai dengan mempergunakan apa yang telah terjadi. Kelima jenis perubahan ini dapat dimasukkan ke dalam tiga kategori: pengetahuan (Cognitive), perasaan (Affective) dan pethuatan (Behavioral).

Makna lain dan pengertian pembelajaran diatas adalah menggambarkan interaksi dinamis antara unsur-unsur yang terlibat dalam pembelajaran yaitu pendidik, peserta didik, materi, sarana, proses, keluaran dan pengaruh kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran cendrung sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengkondisikan seseorang agar dapat melakukan proses belajar.

Pembelajaran pada Anak Usia Dini

Pembelajaran bagi anak usia dini yang menjadi kontroversi selama ini adalah cara menyampaikan materi pembelajaran pada anak usia dini. Jerome Bruner (dalam Dedi Supriadi dalam Buletin PADU 2002: 40) menyatakan, setiap materi dapat diajarkan kepada setiap kelompok umur dengan cara-cara yang sesuai dengan perkembangannya. Permainan atau bermain merupakan kunci utama dalam pembelajaran anak usia dini.

Permainan atau bermain adalah kata kunci pembelajaran pada pendidikan anak usia dini. Dia sebagai media, sekaligus substansi pendidikan itu sendiri. Dunia anak adalah dunia bermain, dan belajar dilakukan dengan atau melalui bermain yang melibatkan semua indra anak. Bruner & Donalson dari telaahnya menemukan bahwa sebagian pembelajaran terpenting dalam kehidupan diperoleh dari masa kanak-kanak yang paling awal, dan pembelajaran sebagian besar diperoleh dari bermain

Teori-Teori Belajar pada Anak Usia Dini

Proses belajar melalui bermain merupakan hal yang penting bagi anak usia dini dalam merangsang perkembangan kemampuan dan kreativitasnya dalam mempersiapkan diri untuk memasuki tahapan pendidikan selanjutnya. Menurut Froebel (2008: 8) betapa pentingnya belajar melalui bermain karena bermain dipandang sebagai suatu metode dan pendidikan dan cara dari anak untuk menilai kehidupan orang dewasa untuk belajar. Belajar sebagai salah satu bentuk aktivitas manusia telah dipelajari oleh para ahli sejak lama, hal ini dapat dikaji dalam teori belajar sebagai berikut ; (1) teori koneksionisme, (2) teori conditioning, (3) teori kognisi.

Pembelajaran Agama Islam melalui bermain

Pembelajaran Agama Islam merupakan salah satu komponen dari pendidikan agama Islam. Pengertian pendidikan agama Islam sebagaimana dikemukakan oleh Marimba (1989 : 9 ) mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil). Seiring dengan definisi diatas menurut Ahmad T (1992:32) mendefinisikan pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang (peserta didik) agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

Dari dua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Agama Islam melalui bermain merupakan proses belajar yang dilakukan oleh pendidik untuk menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut yakni Agama Islam melalui kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan sehingga pembelajaran dapat lebih optimal.

Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yang bersumber dari tesis dan jurnal. Penelitian itu diantaranya :

1. Implementasi Program Pembelajaran PAUD (Studi Kasus Tentang Optimalisasi Implementasi Program PAUD Holistik di TPA Plus An-Nuur Kabupaten Sleman.

Penelitian ini berupa Tesis yang di susun oleh Nur Cholimah dari SPS UPI pada Prodi Pendidikan dasar konsentrasi PAUD. Dalam penelitian ini diantaranya menyimpulkan bahwa pelaksanaan program pembelajaran PAUD holistik telah berhasil dengan baik dalam upaya mengoptimalkan pertumbuhan anak yakni ditandai dengan status gizi anak yang baik, pemeliharaan kesehatan baik, serta aspek perkembangan moral agama, kognitif, sosial emosinal, bahasa, seni, dan life skill menjadi optimal untuk anak usia 0 – 6 tahun.

2. Pelaksanaan Aktiviti Belajar Melalui Bermain Di Tadika-Tadika Kawasan Melaka Tengah Melaka.

Penelitian ini diambil dari Jurnal karya Saayah BT. Abu (Jabatan Ilmu Pendidikan, Maktab Perguruan Islam) Malaysia. Adapun isi dari penelitian ini meneliti tentang pelaksanaan kaidah belajar melalui bermain di lima jenis Taman Kana-Kanak (TK) dalam proses pengajaran dan pembelajaran, termasuk meneliti kepentingan, kefahaman, perencanaan dan pelaksanaannya. Sampel penelitian terdiri dari 25 orang guru dan sejumlah 810 anak usia dini di observasi untuk melihat aktifitas bermain yang dijalankan dalam pengajaran dan pembelajaran. Kesimpulan penelitian menunjukkan guru-guru tidak faham konsp belajar melalui bermain. Mreka juga sulit melaksankan aktifitas belajar melalui bermain karena masih kurang jelas tentang pelaksanaan dalam kaidah ini.

3. Model Bermain Sambil Belajar Sains Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Siswa Taman Kanak-Kanak.

Penelitian ini dilakukan oleh Dwi Yulianti, Sri S,dan Dewanti H (Jurusan Fisika FMIPA PGPAUD FIP UNNES). Adapun isi penelitian ini meneliti Telah dilakukan penelitian tentang penerapan model bermain sambil belajar sains topik benda terapung dan tenggelam dalam upaya mengembangkan keterampilan proses siswa Taman Kanak-Kanak (TK). Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: apakah model bermain sambil bermain sains yang diterapkan dapat mengembangkan keterampilan proses siswa TK ? Tujuan penelitian untuk mengembangkan keterampilan proses sains siswa yang meliputi mengamati, mengelompokkan, dan mengkomunikasikan hasil percobaan. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data penelitian diperoleh dari dokumentasi, observasi, dan tes. Adapun data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan persentase ketuntasan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model bermain sambil belajar sains yang diterapkan dapat melatih keterampilan proses siswa Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyiyah Bustanul Athfal 38 Kota Semarang. Saran yang disampaikan perlunya penelitian lanjutan dengan skenario pembelajaran dan sistem evaluasi yang bervariasi.

Kedudukan Penelitian terhadap Penelitian Terdahulu

Kedududukan penelitian ini terhadap penelitian terdahulu yang tercantum pada item C adalah sebagai pelengkap dalam upaya untuk mengoptimalkan pendidikan Agama Islam pada anak usia dini melalui pendekatan belajar melalui bermain.

METODE PENELITIAN

Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 1998:3) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sejalan dengan definisi tersebut Kirk dan Miller (dalam Moleong, 1998:3) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya. Pada penelitian menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara , catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain.

Operasional Variabel

Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mencoba menjabarkan operasional variabel berdasarkan permasalahan yang diteliti yakni pembelajaran Agama Islam melalui bermain pada anak usia dini. Variabel-variabel pada penelitian ini adalah pembelajaran Agama Islam pada anak usia dini dan belajar melalui bermain. Sedangkan anak usia dini dijadikan sebagai objek penelitian

Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah anak usia dini di TKIT Nurul Islam yang terletak di jalan Letti 2 nomor 58 Dusun Cangkring Desa Pelem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Propinsi Jawa timur. TKIT Nurul Islam berdiri pada tahun 1994 dengan nama TK Bhakti yang merupakan cabang dari TK Bhakti yang ada di Dusun Pelem Kecamatan Pare

Tahapan penelitian

Dalam penelitian ini terbagi dua tahap, yaitu: tahap persiapan penelitian dan tahap perlaksanaan penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitiaan ini, peneliti menggunakan 3 teknik pengumpulan data yaitu : wawancara, observasi dan studi dokumen.

Alat Bantu pengumpulan data

Menurut Poerwandari (1998) penulis sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendeteksi topik tersebut, mengumpulkan data, hingga analisis, menginterprestasikan dan menyimpulkan hasil penelitian.

Dalam mengumpulkan data-data penulis membutuhkan alat bantu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 alat bantu, yaitu pedoman wawancara, pedoman observasi dan alat perekam

Keabsahan dan Keajegan Penelitian

Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif. Empat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah Keabsahan konstruk (construct validity), Keabsahan internal (internal validity), Keabsahan eksternal (eksternal validity), dan Keajegan (Realibilitas).

Teknik Analisis Data

Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan. Marshall dan Rossman (dalam Kabalmay 2002) mengemukakan tahapan yang dilakukan dalam menganalisa data yaitu ; Mengorganisasikan data, pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban.

HASIL PENELITIAN

Hasil temuan berdasarkan wawancara, observasi dan studi dokumen tentang proses perencanaan Pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam, dapat dideskripsikan sebagai berikut ; (a) tujuan pembelajaran (b) materi pembelajaran, (c) jadual pelaksanaan pembelajaran, (d) langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran.

Tujuan Pembelajaran

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah dan waka bagian kurikukum bahwa langkah yang pertama ditempuh dalam perencanaan adalah menentukan tujuan pembelajaran. Pembuatan tujuan pembelajaran dilaksanakan dengan musyawarah antara kepala sekolah, waka kurikulum, wali kelas serta seluruh ustadzah pada saat rapat kerja tahunan. Tujuan pembelajaran dibagi menjadi dua yakni ; tujuan umum dan tujuan khusus

Materi Pembelajaran Agama Islam melalui bermain

Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan wakil kepala bagian kurikulum di TKIT Nurul Islam tentang materi pembelajaran Agama Islam melalui bermain mengacu pada kurikulum menu generik yang dikeluarkan oleh direktorat PAUD, materi iman dan taqwa yang dibuat sendiri serta materi dari JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu). Materi pembelajaran Agama Islam di TKIT Nurul Islam dikenal dengan sebutan materi al Islam.

Jadual pelaksanaan Pembelajaran Agama Islam melalui bermain

Berdasarkan wawancara dengan waka bagian kurikulum dan sudi dokumen ditemukan bahwa jadual pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam Sesi pertama mulai pukul 07.45 – 08.40 diawali dengan pembukaan dengan membaca doa akan belajar, syahadat, surat fatihah, murojaah, ikrar jundullah, tata tertib, dan absensi. Selanjutnya pembelajaran materi al Islam dengan menggunakan pendekatan belajar melalui bermain. Kemudian dilanjutkan dengan hafalan surat-surat pendek (surat Al ikhlas, surat Annas, surat Al kafirun dan sebagainya), ayat-ayat pilihan (ayat 9 surat Al jumuah, ayat 59 surat Al ahzab dan sebagainya), dan doa sehari-hari (doa mau makan, doa sebelum tidur, doa belajar dan sebagainya).

Sesi kedua dimulai pukul 09.25 – 09.50 dengan materi pembelajaran membaca Alquran. Kegiatan ini diawali dengan pengenalan huruf secara klasikal oleh ustadzah dan dilanjutkan privat masing-masing siswa dengan menggunakan buku Iqro.

Langkah-langkah penyusunan rencana kegiatan pembelajaran

Hasil wawancara dengan wakil kepala bagian kurikulum dan wali kelas mengemukakan bahwa setelah ustadzah mempelajari, mengetahui dan memahami struktur kurikulum PAUD menurut acuan menu generik dan materi iman dan taqwa serta materi dari JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu) serta bahan lain yang diperlukan.

Wakil kepala bagian kurikulum juga memaparkan bahwa pembuatan perencanaan program pembelajaran dibuat dengan musyawarah oleh kepala sekolah, wakil kepala bagian kurikulum dan semua ustadzah pada saat rapat kerja pada bulan Juli dengan acuan materi seperti diatas. Perencanaan Pembelajaran Agama Islam dikemas dengan menggunakan pendekatan pembelajaran melalui bermain.

Langkah selanjutnya adalah mengintegrasikan indikator perkembangan tersebut dengan tema, kemudian tema dibagi menjadi beberapa sub tema. Langkah selanjutnya melihat kalender akademik dalam satu tahun. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh ustadzah dalam menyusun rencana Pembelajaran Agama Islam melalui bermain meliputi : (1) menyusun Rencana Kegiatan Tahunan (RKP), (2) menyusun Satuan Kegiatan Mingguan (SKM) dan (3) menyusun Satuan Kegiatan Harian (SKH).

Deskripsi Proses Pelaksanaan Pembelajaran Agama Islam melalui Bermain Di TKIT Nurul Islam

Selanjutnya akan dikemukakan data yang berkaitan dengan proses Pembelajaran Agama Islam melalui bermain yang dilakukan di TKIT Nurul Islam berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, waka bagian kurikulum, 2 orang ustadzah dari masing-masing wali kelas serta beberapa ustadzah, observasi dan studi dokumen tentang rangkaian pelaksanaan Pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam meliputi; (a) deskripsi proses pembelajaran (b) jenis permainan yang digunakan, (c) media yang digunakan, (d) peran ustadzah dalam pembelajaran.

Deskripsi proses pembelajaran

Ustadzah LS menerangkan bahwa sebelum ustadzah melaksanakan Pembelajaran Agama Islam melalui bermain, terlebih dahulu ustadzah menata lingkungan yang akan digunakan untuk pembelajaran. Ruangan yang dipakai untuk kegiatan pembelajaran terbagi menjadi beberapa ruangan sesuai 5 kelas yang ada di TKIT Nurul Islam yaitu ; Kelas Pine Apple 2 ruang, kelas Tomato 2 ruang dan 1 ruang untuk Kelompok Bermain (KB). Ruangan tidak digunakan selain kegiatan TKIT Nurul Islam. Dengan demikian penataan dan persiapan lingkungan pembelajaran dapat bersifat permanen dan fleksibel disesuaikan dengan sub tema pada SKM dan SKH.

Jenis permainan yang digunakan dalam pembelajaran

Jenis permainan yang digunakan dalam pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam berdasarkan wawancara dengan wakil kepala bagian kurikulum antara lain sebagai berikut :

1) Permainan Dolanan
2) Permainan beberan
3) Permainan tepuk
4) Lagu-lagu islami anak
5) Bermain Peran dengan Cerita Islami
6) Bermain dengan benda-benda

Media Pembelajaran

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan ustadzah di TKIT Nurul Islam, berikut ini disajikan dalam bentuk tabel untuk mempermudah memahami tentang media pembelajaran Agama Islam melalui bermain beserta kegunaannya dalam pembelajaran.

Deskripsi hasil pelaksanaan Pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam

Selanjutnya mengetahui hasil pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam berdasarkan wawancara dengan waka bagian kurikulum dan wali kelas Pine Apple dan Tomato, dan berdasarkan hasil studi dokumen, ustadzah melakukan beberapa penilaian sebagai berikut ; (a) penilaian oleh wali kelas, (b) penilaian oleh ustadzah, dan (c) penilaian oleh orang tua.

Deskripsi hasil pelaksanaan Pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam

Berdasarkan wawancara dengan para ustadzah serta studi dokumentasi, evaluasi yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam dilakukan tidak secara khusus namun berbarengan dengan penilaian secara umum lainnya yakni ; setiap ustadzah mengamati, perkembangan anak, catatan anekdot, serta mengumpulkan karya anak sebagai portopolio. Untuk proses assessment wali kelas telah memiliki buku catatan yang dapat diisi setiap saat.

Selanjutnya mengetahui hasil pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam berdasarkan wawancara dengan waka bagian kurikulum dan wali kelas Pine Apple dan Tomato, dan berdasarkan hasil studi dokumen, ustadzah melakukan beberapa penilaian sebagai berikut ; (a) penilaian oleh wali kelas, (b) penilaian oleh ustadzah, dan (c) penilaian oleh orang tua.

Hasil-Hasil yang Dicapai dalam Pelaksanaan Pembelajaran Agama Islam Melalui Bermain

Hasil yang dicapai dalam pembelajaran Agama Islam melalui bermain dalam rangka untuk lebih mengoptimalkan Pembelajaran Agama Islam di TKIT Nurul Islam. Berdasarkan data baik melalui tehnik wawancara, observasi dan studi dokumen yang telah diolah sebagai berikut :

a. Hasil laporan perkembangan berdasarkan acuan menu generik

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pencapaian seluruh aspek perkembangan yang optimal pada aspek perkembangan moral Agama (MA), sosial emosional (SE), Kognitif (K), Bahasa (B), psikomotor (S) dan life skill (LF), maka dapat dilihat hasil rekapitulasi dari hasil narasi kesimpulan masing-masing aspek, yang dilihat dari indikator-indikator aspek, anak yang berkembang baik (BB) dan belum berkembang dengan baik (BB) dapat  dilihat tingkat keberhasilan pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam dilihat dari perkembangan aspek moral Agama anak, dari 50 siswa di kelas Pine Apple hanya 3 siswa yang belum berkembang dengan baik, sedangkan di kelas Tomato terdapat 2 siswa yang belum berkembang dengan baik dari 45 anak. Dengan demikian secara keseluruhan 5,26% belum berkembangan dengan baik sedangkan tingkat keberhasilannya 94,74 %.

b. Laporan orang tua dari hasil Pembelajaran Agama Islam melalui bermain

Responden 1, KN adalah ibu dari AN. rumah AN terletak kurang lebih 100 meter dari masjid Baiturrahman. Saat itu waktu hampir magrib AN bersama orang tuanya lagi bersantai di ruang tamu, terdengar suara adzan dari masjid sebelah tanda masuk waktu magrib. Mendengar adzan AN tiba-tiba bernyanyi..

“Dengarlah adzan berkumandang
Tanda waktu sholat telah datang
Sholat berjamaah mari kita kerjakan
Marilah menuju kemenangan”

“ Pak ke masjid yuk..! kata ustadzah kalau kita jamaah pahalanya besar” mendengar itu bapak dan ibu AN kaget tidak biasanya AN begitu, bahkan dia enggan diajak sholat. Bapak dan ibu menuruti ajakan AN. Orang tua AN jarang jamaah di masjid, jamaahnya musholla rumah. Setelah ditanya ternyata hari itu AN diberikan lagu baru oleh ustadzah tentang keutamaan sholat berjamaah. Kejadian itu kemudian dilaporkan kepada wali kelas.

Responden 2, NG adalah ayah dari SL. SL sosok anak yang lucu dan menggemaskan, diusianya yang ke 5 tahun 8 bulan ia sudah memasuki kelas Tomato . Pak NG sehari-hari bekerja sebagai tukang kayu yang biasa melayani pesanan pembuatan almari, kursi, dipan dan sebagainya. Suatu saat selepas istirahat siang pak NG kembali bekerja membuat almari, saat itu SL pulang dari sekolah, setelah mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan ayahnya SL bertanya kepada ayahnya ; “yah….. sudah baca bismillah ?” Pak NG menjawab “ Astagfirullohal adhim, belum nak ayah lupa, mengapa harus membaca bismillah?” tanya pak NG menguji anaknya. “Kata ustadzah kalau tidak baca bismillah pekerjaan jadi tidak berkah”. Sejak itulah pak NG membiasakan membaca bismillah dengan suara keras setiap memulai pekerjaan agar tidak ditegur lagi oleh SL. Kejadian membanggakan itu diceritakan pak NG kepada wali kelas.

c. Hasil Pembelajaran Agama Islam melalui bermain menurut Ustadzah

Pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam adalah sebagai berikut :

1. Kelas Pine Apple

a. Mengucapkan salam ketika bertemu dengan ustadzah
b. Membaca basmalah setiap melakukan pekerjaan
c. Sosialisasi lebih baik
d. Dapat mempraktekkan doa-doa di rumah
e. Lebih banyak rekaman yang positif (seperti doa, surat-surat pendek, hadits-hadits pendek, dan asmaul husna).
f. Mendirikan shalat tepat pada waktunya
g. Memiliki banyak pengetahuan keAgamaan
h. Memiliki akhlak yang terpuji (sopan santun, tepo sliro dan sebagainya)

2. Kelas Tomato

a. Memiliki kepedulian terhadap sesama muslim
b. Mengucapkan salam ketika bertemu dengan ustadzah dan temannya
c. Membaca basmalah setiap melakukan pekerjaan
d. Sosialisasi lebih baik
e. Dapat mempraktekkan doa-doa baik disekolah maupun di rumah
f. Lebih banyak rekaman yang positif (seperti doa, surat-surat pendek, hadits-hadits pendek, dan asmaul husna)
g. Mendirikan sholat tepat pada waktunya
h. Memiliki akhlak yang terpuji (sopan santun, tepo sliro dan sebagainya)
i. Bertambahnya kecerdasan dan kaya pengetahuan keaAgamaan.
j. Dapat mengucapkan huruf-huruf alqur’an dengan fasih.

PEMBAHASAN

1. Proses Perencanaan Pembelajaran Agama Islam melalui Bermain di TKIT Nurul Islam.

Hasil wawancara dan studi dokumentasi yang diperoleh dari kepala TKIT Nurul Islam tentang pembelajaran Agama Islam melalui bermain bahwa kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan konsep program pendidikan anak usia dini.

Materi dan jadual pembelajaran

Materi dan jenis kegiatan di TKIT Nurul Islam jelas mengarah pada konsep program PAUD, yaitu. PAUD dilakukan terarah ke pengembangan segenap aspek pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak, dan salah satu aspek pengembangan itu adalah aspek moral Agama anak.

Isi kurikulum dikembangkan dengan bahan-bahan atau materi yang mengarah ke tujuan. Sedangkan materi pembelajaran menurut Jamaris (2005: 135) bahwa materi tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena materi pembelajaran merupakan sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Berdasarkan studi dokumentasi dan wawancara dengan wali kelas bahwa kurikulum atau materi pembelajaran di TKIT Nurul Islam telah bersumber dari menu generik namun dari segi bahasanya belum dikemas sebagaimana menu pembelajaran yang telah dibuat oleh Direktorat PAUD yang telah terintegrasi dengan kecerdasan jamak. Namur pada dasarnya materi tersebut sudah memenuhi kompetensi minimal yang harus dicapai pada anak usia 4-6 tahun.

Proses Pembelajaran Agama Islam melalui bermain

Dalam proses pembelajaran yang ada di TKIT Nurul Islam sebelum pelaksanaan pembelajaran mengacu pada hal tersebut di atas dimulai hal yang dilakukan oleh ustadzah adalah melakukan penataan tempat yang akan digunakan dalam pembelajaran atau mensetting tempat yang akan digunakan Pembelajaran Agama Islam melalui bermain, serta mempersiapkan pernik-pernik yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

Menurut Betty. J 1996: 53 “Sebelum para guru merencanakan dan membuat pusat-pusat kegiatan tersebut, mereka harus memikirkan tentang ruang yang dibutuhkan.”

Adapun tema yang dipilih pada pembelajaran Agama Islam melalui bermain ini juga telah sesuai dengan rambu-rambu dari pemilihan tema. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Netti (2005: 50) bahwasanya tema adalah media untuk mengenalkan berbagai konsep sehingga anak mampu mengenal secara utuh, mudah, dan jelas. Tema merupakan konteks (fokus bahan) yang membingkai semua kegiatan untuk mencapai tujuan.

Pelaksanaan pembelajaran Agama Islam melalui bermain yang dikembangkan di TKIT Nurul Islam sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan anak sebagaimana dikemukakan di atas, hal tersebut nampak pada pengembangan aspek spiritual yakni dengan membiasakan sejak kecil berlatih sholat, dan berdo’a, dan mengamalkan do’a tersebut secara nyata, seperti berdo’a sebelum makan, masuk kamar mandi dan keluar, mau tidur, dan sebagainya

Kegiatan pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berdasar pada teori pembelajaran disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai.
Buku belajar membaca alqur’an (Iqro’) sudah dirancang sedemikian rupa dengan warna yang menarik dan terdiri dari 6 jilid dengan warna dan variasi berbeda. Disamping itu disediakan buku penunjang lain diletakkan dalam rak yang terlihat anak, hasilnya anak mulai tertarik dan melihat‑
lihat buku, hampir setiap hari anak membuka buku.

Dalam pengenalan huruf-huruf hijaiyah siswa dikenalkan melalui simbol atau benda yang menggambarkan kemiripan bentuk dengan huruf yang dimaksud. Kemudian baru dikenalkan nama huruf dan bacaannya.

Kognitif

Teori Gestalt

Mengenalkan adab dan manfaat makan dan minum

Penyediaan setiap hari untuk anak berupa snack dan makanan siang dari orang tua. Hal ini disadari bahwa kebutuhan tersebut sangat penting sebelum anak melakukan aktifitas kebutuban yang mendasar harus terpenuhi. Dengan cara ini pula ustadzah dapat membimbing adab makan dan minum serta mengembangkan moral Agama dan sosial emosional anak.

Humanistik

Abraham
Maslow &
Carl R. Roger

Berdasarkan hasil penelitian untuk evaluasi pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam, evaluasi yang dilakukan oleh setiap ustadzah adalah mengamati, anekdot, dan menggunakan cheklis perkembangan, serta catatan orang tua. Untuk proses assesmen ustadzah telah memiliki buku –buku catatan yang ada di kantong, sehingga proses assesmen setiap saat. Sehingga penilaian yang ada diharapkan outentik serta menyeluruh.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil pelaksanaan pembelajaran Agama Islam melalui bermain telah berhasil menfasilitasi perkembangan aspek moral agam anak usia dini secara optimal. Hasil yang dicapai dari pelaksanaan pembelajaran Agama Islam melalui bermain telah sesuai dengan tujuan program, baik berupa tujuan umum maupun tujuan khusus.

Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan menganalisis hasil penelitian tentang pembelajaran Agama Islam melalui bermain pada anak ank usia dini di TKIT Nurul Islam, dengan ini peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Proses perencanaan pembelajaran Agama Islam melalui bermain pada anak usia dini di TKIT Nurul Islam telah dilaksanakan sesuai dengan kaidah perencanaan pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

2. Proses pelaksanaan pembelajaran Agama Islam melalui bermain yang dilaksanakan di TKIT Nurul Islam sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan anak.

3. Pembelajaran Agama Islam melalui bermain pada anak usia dini di TKIT Nurul Islam telah berhasil mengoptimalkan aspek perkembangan moral Agama anak. Dibuktikan dari hasil laporan evaluasi yang diberikan lembaga kepada orang tua siswa menunjukkan aspek perkembangan moral Agama anak 95 % siswa sudah berkembang dengan baik dan 5 % belum berkembang dengan baik. Hal ini juga diperkuat dengan laporan orang tua siswa adanya peningkatan yang signifikan pada aspek perkembangan moral Agama anak dirumah. Penilaian dilakukan oleh wali kelas, ustadzah dan wali siswa dengan menggunakan instrumen yang disiapkan oleh lembaga.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad D Marimba. (1989) Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung. Al-Ma.arif

Al Juhra. (2008). Konsep Pendidikan Agama Islam menurut Muhammad Natsir (Tesis). Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Rineka Cipta. Bandung. Rosdakarya.

Beaty, Janice J. (1990). Observing Development of The Young Child Ohio : Merrill Pub.Co.

Borden, M.E. (1997). Smart Star. Kaifa: Bandung

Conny R. Semiawan (2003). Pengembangan Rambu-rambu Belajar sambil Bermain Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini. . Direktorat PAUD. Jakarta ISSN 1693-1947.

Danim S. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung. Pustaka Setia

Depdikbud. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosda Karya.

Dwi Yulianti, Sri S, Dewanti H. (2008) Model Bermain Sambil Belajar Sains Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Siswa Taman Kanak-Kanak (Penelitian). Universitas Negeri Semarang (UNNES).

Harianti, D. (1994). Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak 1994, Jakarta.

Hurlock, Elizabeth B. 1997. Perkembangan Anak. Jilid I (Terjemahan) Edisi keenam. Jakarta : Penerbit Airlangga.

Jalal, F (2003). Kurikulum Genrik Untuk Anak Uisa Dini. Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini. . Direktorat PAUD. Jakarta ISSN 1693-1947.

Juntika Nurikhsan. (2007). Perkembangan Peserta Didik Pendidikan Dasar. (Buku Materi Pokok Mata Kuliah)

Moleong, J. Lexy (1998), Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosdakarya:Bandung

Nasution, S. (1982). Didaktik Asas-asas Mengajar. Bandung: Jemmars.

Netti, H. (2005). Buku Pendidik PAUD. Pekan Baru : Yayasan Azizah.

Nugraha, Ali (2005), Kurikulum dan Bahan Belajar TK, UT:Jakarta

Ritayanti, Utin (2008), Belajar Melalui Bermain, Tesis, UPI: Bandung

Sa’ud, Udin Syaefudin. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan Dasar.

Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana.

Solehuddin, M (2000). Konsep dasar pendidikan prasekolah, Bandung, UPI Press

Solehuddin. (2000). Konsep Pendidikan Prasekolah. FIP: Bandung.

Suyanto, S. (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat.

Yusuf, S. (2003). Evalunsi Kinerja Guru, Bandung: LP UPI.

Undang-Undang No. XX tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

PG-PAUD Universitas Pahlawan

Salah Satu Prodi pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Dikenal dengan Prodi PG-PAUD Tambusai mempunyai Visi Menghasilkan Lulusan sebagai Guru PAUD Profesional pada lembaga PAUD dan mempunyai jiwa Wirausaha.

2 thoughts on “PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI BERMAIN PADA ANK USIA DINI

  • 12/03/2018 pada 9:34 am
    Permalink

    Bagus sekali teknik pembelajarannya ya sambil bermain karena pada dasarnya anak-anak usian dini memang lagi seru-serunya bermain. Ada kendala gak sih dalam mewujudkan visi ini ?

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.