Contoh Catatan Anekdot pada PAUD “Kegiatan Baru di kelas Ku”

Jum’at pagi tadi, sengaja ku simpan sebuah kertas hvs kecil di atas meja. Satu demi satu anandaku datang masuk kelas. Anandaku bertanya: 
Bunda…ini untuk apa sih ? Aku menjawab sambil tersenyum “hemh….buat apa yha..?” sengaja ku buat mereka penasaran, apalagi anak-anak rasa ingin tahunya tinggi. “Coba, sekarang bunda saja yang tanya, mau nya diapain kertas ini sayang?” aku balik bertanya kepada anak-anakku. Dalam keseharianku ku biasakan memanggil mereka sayang, sebagai wujud rasa sayangku pada mereka semua, anak-anakku siswa PAUD dekat rumahku dimana aku mengabdi disana. Kadang aku merasa bosan dan capek terhadap pekerjaan dan profesiku sebagai guru PAUD, namun anak-anak inilah yang membuatku bertahan dan selalu bersemangat menjadi guru PAUD sejati. 
Anandaku :”hemh…boleh kah bunda aku gambar rumah..? kata salah satu anandaku memberikan usul.
“wah..ide yang sangat bagus sayang” kucoba berikan reward kepada anandaku agar dia tidak kapok menyampaikan keinginannya. “Coba..coba..bunda mau lihat” Serentak anak-anakku berlomba menggambar rumah di kertas kecil yang aku bawakan dari rumah khusus buat mereka. Dan akhirnya, tanpa diberi tugas oleh guru, mereka berinisiatif sendiri membuat gambar rumah sesuai dengan keinginan mereka, kreatifitas anak muncul dengan sendirinya dan hasilnya sangat mengejutkan, membuat hatiku terenyuh, kebahagiaanku muncul melebihi kebahagiaanku mendapat gaji bulananku. 
Ananda Jelita : Bunda aku nggak mau gambar di kertas kecil, soalnya aku mau gambar lebah yang besar Bunda, salah satu anandaku nyeletuk menyampaikan keinginannya. “ohhh, begitu, Oke Bunda tukar nich dengan kertas yang lebih besar” sengaja memang aku sediakan kertas HVS yang masih utuh untuk berjaga-jaga barangkali ada anak yang ingin menggambar pada kertas yang lebih besar. 

Jelita : Lebahnya boleh bikin banyak nggak bunda ? Jelita menyampaikan inisiatifnya. “Boleh dong sayang,” jawabku pada Jelita, dalam proses pembelajatan di kelasku aku sangat menghargai ide-ide anak-anakku agar mereka termotivasi untuk selalu mengembangkan ide yang dimilikinya.

Ananda Laisya : “Bunda, kalo aku mau bikin lopee” Laisya mengungkapkan keinginannya, istilah lopee didaerahku adalah pengganti kata “love” yang berarti cinta. “lope??? tanyaku menegaskan, “Boleh dong sayang, tapi Lope nya buat mamah yha” sengaja aku arahkan anak-anak lope kepada mamanya, aku khawatir dengan maraknya tayangan sinetron yang sudah tidak terkendali lagi akan mepengaruhi anak untuk melakukan yang dilakukan oleh pelakon dalam sinetron tersebut.
Mendengar jawabanku tibatiba Laisya tertawa dan bilang “iya bunda”, tanda dia sepakat dengan aku. Namun dibalik ketawanya Laisya mengandung beribu makna, apa yang dia ketawakan, mungkin aneh bagi dia, lope bukan untuk mamah tapi untuk pacar, seperti yang dilihatnya di sinetron yang sering ditontonnya bersama kedua orang tuanya.

Sementara itu ananda Sofie cuek saja main balok, tetapi, pada akhirnya melihat temannya beraktifitas dengan gambar di kertas HVS yang kubawa, sepertinya dia mulai penasaran juga, secara diam diam ternyata anada Sofie, menjiplak bentuk balok huruf H di kertasnya.

Beda lagi dengan ananda Nurul, dia bertanya padaku  “Bunda kalau aku mau bikin rumah, terus sama orang, nanti orangnya digunting, kayak BP (barbie paper) gitu bunda, boleh nggak ?” kayaknya walaupun dia terdiam, ananda Nurul memikirkan apa yang akan dia lakukan. Anak memang suka berkompetisi dan menunjukkan keberadaan dirinya. Sebagai Guru yang baik, sudah seharusnya dapat menfasilitasi potensi yang dimiliki oleh anak. Guru tidak boleh membanding-bandingkan anak satu dengan lainnya, karena pada hakekatnya anak adalah unik, berbeda satu dengan lainnya.

Demikian celotehku hari ini, semoga bisa menginspirasi para pembaca semuanya, dan terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca celotehku ini (NS)

PG-PAUD Universitas Pahlawan

Salah Satu Prodi pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Dikenal dengan Prodi PG-PAUD Tambusai mempunyai Visi Menghasilkan Lulusan sebagai Guru PAUD Profesional pada lembaga PAUD dan mempunyai jiwa Wirausaha.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.