Cara Mengelola Lembaga PAUD Agar Diminati Masyarakat
Mohammad Fauziddin, M.Pd
Menjadi LPAUD yang diminati masyarakat, merupakan impian bagi setiap LPAUD. Bukan hal yang mudah untuk mewujudkan hal itu, namun juga bukan sesuatu yang sulit, bagi LPAUD yang mau bekerja keras. Beberapa indikator yang bisa dijadikan acuan dalam mengembangkan LPAUD adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) PAUD yang tertuang dalam Permendikbud 146 tahun 2014.Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini selanjutnya disebut Standar PAUD adalah kriteria tentang pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.(Kemendikbud, 2014)
Ruang lingkup, fungsi dan tujuan standar PAUD
sebagaimana tertuang dalam Permendikbud Nomor 146 tahun 2014 adalah ; a. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak; b. Standar Isi; c. Standar Proses; d. Standar Penilaian; e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; f. Standar Sarana dan Prasarana; g. Standar Pengelolaan; dan h. Standar Pembiayaan. Standar PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini. Standar PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi acuan dalam pengembangan, implementasi, dan evaluasi kurikulum PAUD.(Kemendikbud, 2014)
Untuk menjadi LPAUD yang berkualitas, paling tidak harus memenuhi standar PAUD yang sudah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan permendikbud tersebut. Indikator mutu LPAUD adalah nilai akreditasi yang dikeluarkan oleh Badan Akreditadi Nasional Pendidkan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal (BAN-PNF). Dengan demikian hal pertama yang harus diperhatikan oleh LPAUD adalah pembenahan standar PAUD yang sudah diatur dalam Permendikbud tersebut. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya diperlukan biaya, dan kerja keras dari seluruh komponen LPAUD, mulai dari Badan Pengelola, Kepala, Sekolah, Guru dan Orangtua murid serta masyarakat.
Pada kenyataannya sebagian besar LPAUD utamanya LPAUD swasta mengalami kesulitan dalam memenuhi standar tersebut akibat kurangnya dana yang dimiliki. Sebagian besar LPAUD swasta hanya mengandalkan sumber pendanaan dari biaya SPP yang dibayarkan anak setiap bulan dengan nominal yang rendah, rata-rata mulai dari 10 ribu hingga 50 ribu. Sumber dana yang didapat ini tidak seimbang dengan kebutuhan LPAUD dalam menyelenggarakan pembelajaran.
Bahkan di beberapa tempat, guru rela tidak digaji, agar pelaksanaan pembelajaran tetap berlangsung. Jadi boro-boro memenuhi Standar PAUD, untuk memenuhi keutuhan sehari-hari saja belum cukup.
Kemudian, bagaimana strategi yang tepat agar LPAUD dapat diminati masyarakat dengan kondisi keterbatasan yang dimiliki oleh LPAUD ? Dalam tulisan ini saya mencoba memberikan alternatif cara yang bisa dilakukan, antara lain adalah :
tua.
tua merasakan manfaat dari LPAUD, pastinya para orang tua dengan sendirinya akan menceritakan kepada orang disekitarnya tentang kualitas LPAUD dimana anaknya dididik.
pertukaran informasi dan penyampaian makna suatu system social atau organisasi LPAUD pada waktu yang ditentukan mengadakan sosialiasi visi, misi dan tujuan serta program LPAUD kepada masyarakat, baik melalui forum pertemuan orang tua maupun melalui forum lainnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar tidak terjadi perbedaan tujuan
dalam mendidik anak. Sering kita jumpai anak kebingungan, mengenai siapa yang benar, orang tua ataukah gurunya di LPAUD. Misalnya guru mengajarkan anak berbagi, namun disisi lain orang tua melarang anaknya berbagi, dan banyak
contoh lainnya.
diluar kelas melibatkan masyarakat. Hal ini disamping merupakan kegiatan yang sangat disukai anak-anak, kegiatan ini dapat juga dapat juga menjadi kembanggaan utamanya bagi masyarakat yang terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Misalnya kegiatan bercocok tanam yang dilaksanakan di kebun masyarakat, kegiatan mengenal binatang, ikan, kambing, sapi dan lain-lain, di kolam atau kandang milik masyarakat. secara prinsip pendidikan berbasis masyarakat adalah pendidikan yang dirancang, diatur, dilaksanakan, dinilai dan dikembangkan oleh masyarakat yang
mengarah pada usaha untuk menjawab tantangan dan peluang yang ada dengan berorientasi pada masa depan serta memanfaatkan kemajuan teknologi. Jenis pendidikan ini yang dikembangkan atas inisiatif warga masyarakat untuk menjawab problema hidupnya, dikelola secara mandiri dengan memanfaatkan fasilitas yang dimiliki
masyarakat serta menekankan pentingnya partisipasi setiap warga pada setiap kegiatan belajar. Oleh karena itu, pendidikan berbasis masyarakat pada dasarnya dirancang oleh masyarakat untuk membelajarkan mereka sendiri sehingga lebih berdaya, dalam arti memiliki kekuatan untuk membangun dirinya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya. (Zubaedi, n.d.)
Anak Usia Dini (PAUD), 3(3), 58–66.
Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Masyarakat (Kapita Selekta) | ferryrosstar. Retrieved January 27, 2017, from
https://ferryrosstar.wordpress.com/2015/02/21/pendidikan-berbasis-masyarakat-kapita-selekta/